PERKEMBANGAN MEDIA
DARI MASA KE MASA
Disusun oleh:
Nama: Andrean Aji Gustrada
NIM :1151600003
Dosen : Melani Indiasari, M.Kom
PROGRAM
STUDI : TEKNIK INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI
INDONESIA
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama
saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberkati saya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik walaupun
jauh dari kesempurnaan.dimana tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas
mata pelajaran ‘Bahasa Indonesia’.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia biasa yang
mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam
berbagai hal. Saya merasa masih banyak kekurangan dari makalah saya ini. Karena
tidak semua hal yang dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini.
Saya telah melakukannya dengan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya
miliki.
Mungkin ini yang dapat saya selesaikan. Apabila ada
kritik dan saran dari pembaca, saya bersedia menerima semua kritik dan saran
tersebut. Karena kritik dan saran ini sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki makalah saya dimasa mendatang.sehingga saya akan berusaha untuk
menyelesaikan makalah dengan lebih baik
lagi. Dengan menyelesaikan makalah ini saya mendapatkan banyak manfaat yang
membangun semangat saya sehingga saya bisa mengerti tentang pembelajaran ini
dan juga banyak yang dapat saya petik
dan diambil dari makalah ini.
September
2016,Tangerang
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Everett M. Rogers dalam bukunya
Communication Technology; The New Media in Society (dalam Mulyana, 1999),
mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era
komunikasi yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era
media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal
media komputer, videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel dan
sebagainya.
Marshall McLuhan dalam bukunya
Understanding Media – The Extensions of Man (1999), mengemukakan ide bahwa “
medium is message” (pesan media ya media itu sendiri). McLuhan menganggap media
sebagai perluasan manusia dan bahwa media yang berbeda-beda mewakili pesan yang
berbeda-beda. Media juga menciptakan dan mempengaruhi cakupan serta bentuk dari
hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah berkembang
dari individu kepada masyarakat. Dengan media setiap bagian dunia dapat
dihubungkan menjadi desa global
Pengaruh media yang demikian besar
kepada masyarakat menghantarkan pemikiran McLuhan untuk menyampaikan Teori
Determinime Teknologi yang mulanya menuai banyak kritik dan menebar berbagai
tuduhan. Ada yang menuduh bahwa McLuhan telah melebih-lebihkan pengaruh media.
Tetapi dengan kemajuan teknologi komunikasi massa, media memang telah sangat
maju. Saat ini, media ikut campur tangan dalam kehidupan kita secara lebih
cepat daripada yang sudah-sudah dan juga memperpendek jarak di antara
bangsa-bangsa. Ungkapan Mcluhan tidak dapat lagi dipandang sebagaisebuah
ramalan belaka. Sebagai sebuah perbandingan perkembangan teknologi media dewasa
ini; dibutuhkan hampir 100 tahun untuk berevolusi dari telegraf ke teleks,
tetapi hanya dibutuhkan 10 tahun sebelum faks menjadi populer. Enam atau tujuh
tahun yang lalu, internet masih merupakan barang baru tetapi sekarang
mereka-mereka yang tidak tahu menggunakan internet akan di anggap ketinggalan!
Di masyarakat dapat disaksikan
bahwa teknologi komunikasi terutama televisi, komputer dan internet telah
mengambil alih beberapa fungsi sosial manusia (masyarakat), setiap saat kita
semua menyaksikan realitas baru di masyarakat, dimana realitas itu tidak
sekedar sebuah ruang yang merefleksikan kehidupan masyarakat nyata dan peta
analog atau simulasi-simulasi dari suatu masyarakat tertentu yang hidup dalam
media dan alam pikiran manusia, akan tetapi sebuah ruang dimana manusia bisa
hidup di dalamnya. Media massa merupakan salah satu kekuatan yang sangat
mempengaruhi umat manusia di abad 21. Media ada di sekeliling kita, media
mendominasi kehidupan kita dan bahkan mempengaruhi emosi serta pertimbangan kita.
Keberadaan media dimana-mana dan
juga periklanan telah mengubah pengalaman sosial dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Media merupakan unsur penting dalam pergaulan sosial masa kini.
Kebudayaan masyarakat tidak terlepas dari media, dan budaya itu sendiri
direpresentasikan dalam media.
1.2
Ruang Lingkup
Dalam penulisan yang bertemakan
Media Massa ini prnulis menentukan beberapa poin penting untuk dijadikan ruang
lingkup penelitian. Ada pun beberapa ruang lingkup tersebut adalah :
1. Sejarah Media Massa Indonesia
· Mendeskripsikan sedikit mengenai
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi.
2. Jenis Media massa
· Media massa tradisional adalah media
massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa.
· perkembangan teknologi yang semakin
pesat dan sosial budaya yang semakin luas, mempengaruhi perkembangan
media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti
internet dan telpon selular..
3. Fungsi Media Massa
Media massa juga dapat menjadi
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pers yang dapat memamfaatkan keadaan
di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat
memperoleh keuntungan maksimal dari hasil produksinya untuk kelangsungan hidup
lembaga pers itu sendiri
4. Dampak Positif dan Negatif Media Massa
· Dalam karya ilmiah ini technopreneurship
merupakan sebuah model bisnis, dan dengan mengetahui keunggulan dan kelemahan
suatu model bisnis, nantinya pelaku bisnis bisa melakukan perencanaan untuk
menanggulangi keleahannya dan memperkuat keunggulan yang ada.
5. Pengaruh perkembangan teknologi internet
terhadap media massa
Dampak positif & Dampak
negative
6. Perkembangan Media Cetak di Era Digital
Perkembangan media cetak dari masa
ke masa berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan teknologi komunikasi.
Semakin lama semakin mudah untuk diakses
1.3
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari Penelitian adalah:
· Memperkenalkan macam-macam media massa
dan cara menjalankan model bisnis ini.
· Membuat media massa lebih dikenal dengan
cara menghilangkan pertanyaan-pertanyaan mitos yang beredar di masyarakat.
· Memahami manajemen media massa di lembaga
– lembaga khususnya tentang pemberitaan.
Manfaat yang akan diperoleh :
Mengupas pemahaman penulis tentang
manajemen media massa, sejauh mana pengetauan penulis tentang manajemen dan
segala tugasnya serta prinsip prinsip yang terkandung dalam manajemen media
massa. Selain berguna bagi penulis sendiri, diharapkan penelitian ini juga
dapat menjadi referensi bagi masyarakat yang ingin mengetahui apa itu manajemen
media massa
1.4
Metodologi Penelitian
Dalam pembuatan karya ilmiah ini
penulis menggunakan studi pustaka sebagai metode pengumpulan data yang penulis
butuhkan untuk memperkuat hipotesa yang penulis sertakan dalam penulisan karya
ilmiah ini. Studi pustaka yang kami lakukan adalah mengumpulkan data yang kami
butuhkan dari buku, majalah, dan jurnal-jurnal online yang tersedia di
internet.
1.5
Sistematika Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini
dijabarkan dalam empat bab yang terdiri dari:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab pertama ini menguraikan latar
belakang penulisan Karya ilmiah, ruang lingkup yang berisi batasan pembahasan
yang terdapat di dalam topik ini, tujuan dari penulisan dan manfaat apa saja
yang diharapkan, metodologi pembuatan karya ilmiah, dan sistematika penulisan
yang digunakan yang penulis gunakan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab kedua menguraikan mengenai
pembahasan konsep dan landasan teori yang terbagi dalam teori-teori umum dan
teori-teori khusus yang berhubungan dengan topik yang dibahas sebagai landasan
dalam penulisan karya ilmiah media massa ini.
BAB 3 : PEMBAHASAN
Bab ketiga menguraikan mengenai
pembahasan topik yang kami sajikan, di bab ketiga ini juga kami menjelaskan
hasil penelitiian kami secara detail agar bisa dimengerti oleh pembaca
BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab keempat merupakan bab penutup
yang berisi kesimpulan dan saran yang telah diperoleh penulis dari hasil
penelitian sesuai dengan topik yang diangkat.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Sistem memiliki banyak pengertian,
tetapi pada dasarnya pengertian tersebut memiliki maksud yang sama. Dalam
analisis dan perancangan sistem informasi penulis harus memahami terlebih dahulu
pengertian sistem informasi agar dapat melakukannya.
Berikut adalah pengertian sistem
informasi secara umum:
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd
(2005:6) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang
berfungsi bersama-sama untuk menghasilkan suatu hasil.
Sistem sendiri memiliki tiga
komponen utama, agar sistem tersebut dapat berfungsi atau berinteraksi dengan
baik:
1.
Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki
sistem untuk di proses.
2.
Process merupakan proses pengolahan ataupun transformasi yang mengubah
input menjadi output.
3. Output melibatkan proses
pemindahan elemen yang telah diproses melalui tahapan transformasi, sehingga
menghasilkan tujuan yang diinginkan.
2.1.2 Informasi
Menurut Ladjamudin (2005:8) dalam
bukunya yang berjudul “Analisis dan Desain Sistem Informasi” informasi adalah
data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi
penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.
2.1.3 Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd
(2005:7) sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan
yang saling mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis sebagai output.
2.2 Teori Khusus
Teori khusus yang akan dibahas
meliputi pembahasan-pembahasan yang telah penguji batasi sebagai objek
penelitian. Berikut adalah masing-masing pengertian tersebut:
2.2.1 Berita
Berita adalah peristiwa/kejadian
yang terkini(aktual). Suatu peristiwa bisa disebut berita apabila sudah
dilaporkan. Berita merupakan fakta/informasi dari peristiwa yang disiarkan.
Peristiwa yang masih terserak di lapangan dan belum disiarkan tidak bisa
disebut sebagai berita.
2.2.2 Editorial
Editorial adalah sebuah karangan
pokok dalam suatu kabar atau majalah. Editorial dapat pula didefenisikan
sebagai kolom khusus dalam surat kabar yang berisikan tanggapan media yang
bersangkutan terhadap satu peristiwa aktual. Tanggap tersebut bisa berupa
dukungan, pujian, kritikan bahkan cemoohan. Editorial banyak mengemukakan
pendapat-pendapat/opini. Pendapat itu berdasarkan analisis terhadap peristiwa
atau fakta yang terjadi, yang menjadi sorotan penting media itu.
2.2.3 Editorial Sistem
Editorial sistem adalah sebuah
sistem yang digunakan untuk memproduksi konten dimana didalamnya terdapat alur
kerja, proses penambahan dan mengedit, pencarian, produksi berita mulai dari
sumber berita yang belum diolah menjadi berita siap cetak dalam bentuk halaman
koran.
2.2.4 Media Massa
Suatu istilah yang mulai digunakan
pada tahun 1920 untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain
untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari,
istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi
rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih
tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka
yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih
banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada
sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari
media massa tertentu.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Media Massa Indonesia
Menurut UU No. 40 tahun 1999 Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik,
dan segala jenis saluran yang tersedia, berikut ini adalah sejarah singkat
perkembangan media massa (pers) di Indonesia.
Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1615 atas perintah Jan
Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619 menjadi Gubernur Jenderal VOC,
diterbitkan “Memories der Nouvelles”, yang ditulis dengan tangan. Dengan
demikian, dapatlah dikatakan bahwa “surat kabar” pertama di Indonesia ialah
suatu penerbitan pemerintah VOC.
Pada Maret 1688, tiba mesin cetak
pertama di Indonesia dari negeri Belanda. Atas intruksi pemerintah, diterbitkan
surat kabar tercetak pertama dan dalam nomor perkenalannya dimuat
ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah
surat kabar pertama kemudian terbitlah surat kabar yang diusahakan oleh pemilik
percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa. Surat kabar tersebut lebih
berbentuk koran iklan. fungsinya untuk membantu pemerintahan kolonial belanda
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa ini, surat kabar-surat
kabar Indonesia yang semula berusaha dan berdiri sendiri dipaksa bergabung
menjadi satu, dan segala bidang usahanya disesuaikan dengan rencana-rencana
serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk memenangkan apa yang mereka namakan
“Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, pada zaman
pendudukan Jepang pers merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan karangan-karangan
yang dimuat hanyalah pro-Jepang semata.
Masa Revolusi Fisik
Peranan yang telah dilakukan oleh
pers kita di saat-saat proklamasi kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya
sejalan dengan perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para
wartawan yang langsung turut serta dalam usaha-usaha proklamasi. Semboyan
“Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan.
Periode tahun 1945 sampai 1949 yang biasa dinamakan periode “revolusi fisik”,
membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam periode ini
pers kita dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, pers yang
terbit dan diusahakan di daerah yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian
Belanda, dan kedua pers yang terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI
yang kemudian turut bergerilya.
Masa Demokrasi Liberal
Dalam aksi-aksi ini peranan yang
telah dilakukan oleh pers republik sangat besar. Republik Indonesia Serikat
yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat akhirnya bubar dengan terbentuknya
kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Pada
masa ini untuk memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers kita yang
pada umumnya mewakili aliran-aliran politik yang saling bertentangan,
menyalahgunakan kebebasan pers (freedom of the press), yang kadang-kadang
melampaui batas-batas kesopanan.
Masa Demokrasi Terpimpin
Periode yang terjadi pada masa
demokrasi terpimpin sering disebut sebagai zaman Orde Lama. Periode ini terjadi
saat terbentuknya Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, sebagai
tindak lanjut dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga meletusnya
Gerakan 30 September 1965.
Masa Orde Baru
Ketika alam Orde Baru ditandai
dengan kegiatan pembangunan di segala bidang, kehidupan pers kita pun mengalami
perubahan dengan sendirinya karena pers mencerminkan situasi dan kondisi dari
kehidupan masyarakat di mana pers itu bergerak. Pers sebagai sarana
penerangan/komunikasi merupakan salah satu alat yang vital dalam proses
pembangunan. Pada masa Orde Baru, ternyata tidak berarti kehidupan pers
mengalami kebebasan yang sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat.
Terjadinya pembredelan pers pada masa-masa ini menjadi penghalang bagi rakyat
untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak asasinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Masa Reformasi
Salah satu jasa pemerintahan B.J.
Habibie pasca Orde Baru yang harus disyukuri ialah pers yang bebas.
Pemerintahan Presiden Habibie mempunyai andil besar dalam melepaskan kebebasan
pers, sekalipun barangkali kebebasan pers ikut merugikan posisinya sebagai
presiden.
3.2 Jenis Media massa
Media massa tradisional
Media massa tradisional adalah
media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media
massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai berikut:surat kabar,
majalah, radio, televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat
ciri-ciri seperti:
1.Informasi dari lingkungan
diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
2.Media massa menjadi perantara dan
mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
3.Penerima pesan tidak pasif dan
merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.
4.Interaksi antara sumber berita
dan penerima sedikit.
Media massa modern
perkembangan teknologi yang semakin
pesat dan sosial budaya yang semakin luas, mempengaruhi perkembangan
media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti
internet dan telpon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
1.Sumber dapat mentransmisikan
pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)
2.Isi pesan tidak hanya disediakan
oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual
3.Tidak ada perantara, interaksi
terjadi pada individu
4.Komunikasi mengalir (berlangsung)
ke dalam
5.Penerima yang menentukan waktu
interaksi
3.3 Fungsi Media Massa
Didasarkan pada ketentuan pasal 33
UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungsi pers adalah sebagai media informasi,
pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara itu Pasal 6 UU Pers nasional
melaksanakan peranan sebagai berikut ;
1.Memenuhi hak masyarakat untuk
mengetahui menegakkan nilai nilai dasar demokrasi dan mendorong terwujudnya
supremasi hukum dan hak asasi manusia. Selain itu pers juga harus menghormati
kebinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat
dan benr melakukan pengawasan.
2.Sebagai pelaku Media Informasi
Pers itu memberi dan menyediakan
informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat
membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
•Fungsi Pendidikan
Pers dapat berperan sebagai sarana
pendidikan massa (mass Education), pers menginformasikan informasi yang berisi
pengetahuan agar masyarakat dapat menambah pengetahuan dan wawasannya.
•Fungsi Hiburan
Pers juga menyediakan content yang
bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan
artikel-artikel yang berbobot. Bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung,
cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
•Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini terkandung makna
demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1.Social participation (untuk
menarik partisipasi rakyat dalam pemerintahan)
2.Social responsibility (kewajiban
pemerintah terhadap rakyat)
3.Social support (dukungan rakyat
terhadap pemerintah)
4.Social control (kontrol
masyarakat terhadap pemerintahan)
•Sebagai Lembaga Ekonomi
Media massa juga dapat menjadi
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pers yang dapat memamfaatkan keadaan
di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat
memperoleh keuntungan maksimal dari hasil produksinya untuk kelangsungan hidup
lembaga pers itu sendiri.
3.4
Dampak Positif dan Negatif Media Massa
Dampak positif:
1. Sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi yang berguna bagi masyarakat
2. Dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan
3. Dapat melihat perkembangan dunia melalui
media
4. Dapat memberi hiburan kepada masyarakat
5. Dapat menjadi sarana untuk mengawasi
kinerja dari pemertintahan
6. Dapat menjadi media untuk berkomunikasi
secara luas.
Dampak negatif:
1. Dapat merusak kepribadian bangsa jika
tidak bijak dalam pemanfaatannya
2. Dapat menimbulkan penyakit-penyakit
social
3. Dapat menimbulkan opini negatif jika
berita tidak disampaikan dengan baik
4. Dapat menimbulkan perbedaan presepsi yang
dapat menimbulkan perpecahan
5. Mengancam keutuhan NKRI karena kekuatan
media massa dapat memicu konflik-konflik social antar ras, agama, dan suku.
3.5 Pengaruh perkembangan teknologi
internet terhadap media massa
Teknologi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan media massa hingga saat ini, munculnya internet yang
memicu kemunculan situs-situs, serta media komunikasi sosial, yang dapat
menyampaikan informasi dan juga mendapatkan informasi secara lebih mudah.
Perkembangan komunikasi khususnya di Indonesia terasa seakan menjadi lebih mudah
seiring perkembangan teknologi ini.
Menurut survey yang dilakukan
MarkPlus Insight (dailysocial.net) pada tanggal 13 November 2012 mengenai
pengguna internet di Indonesia, ada tiga hal yang dapat mendukung pernyataan
mengenai banyaknya orang yang berkomunikasi virtual. 40% dari pengguna Internet
di Indonesia, yakni sekitar 24,2 juta penduduk mengakses Internet lebih dari 3
jam di setiap harinya. Selain itu, mayoritas pengguna Internet di Indonesia ini
berusia 15 hingga 35 tahun. Serta kurang lebih 56,4% orang termasuk bargain
hunter yakni masyarakat yang dapat mengakses Internet untuk mencari informasi
serta segala hal untuk kebutuhan dirinya dalam waktu yang cukup lama.
Secara khusus untuk Indonesia,
kemajuan di bidang teknologi ini sangat berdampak terhadap berbagai aspek.
Aspek tersebut diantaranya di sektor ekonomi dan juga sosial. Berdasarkan data
dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo),
salah satu dari jajaran Menteri Republik Indonesia tersebut menyatakan bahwa Indonesia
sebagai salah satu negara yang masyarakatnya terbanyak mengakses Internet di
dunia. Selain itu, ada juga sebuah lembaga riset menyebutkan bahwa Indonesia
merupakan peringkat ke lima dalam daftar pengguna smartphone terbesar di
seluruh dunia. Di dalam data tersebut juga disebutkan bahwa Indonesia menduduki
posisi 5 besar dengan pengguna aktif internet yakni sebanyak 47 juta atau
sekitar 14% dari seluruh total pengguna ponsel.
3.6 Perkembangan Media Cetak di Era
Digital
Perkembangan media cetak dari masa
ke masa berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan teknologi komunikasi.
Semakin lama semakin mudah untuk diakses. Berawal dari penemuan mesin cetak
oleh Guttenberg dan digunakan untuk membuat Kitab Injil, Mazarin Bible.
Selanjutnya, pada tahun 1833 Bunyamin Day meluncurkan surat kabar New York Sun
secara besar besaran. Semenjak itu, masyarakat dunia mulai mengenal media cetak
dan mendapatkan berbagai informasi melalui media cetak. Menurut Denis McQuil,
media cetak digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan budaya, seni, simbol,
pengembangan mode, norma-norma, gaya hidup, dan tata cara. Kita mengenal media
cetak yang menggunakan teknologi analog kita sebut media konvensional dan media
cetak yang menggunakan teknologi digital, kita sebut dengan Media Baru. Menurut
ramalan Philip Meyer dalam bukunya yang berjudul “The Vanishing Newspaper”,
koran akan punah pada tahun 2040.
Media cetak di Eropa
perkembangannya semakin tidak bagus, oplah koran di Rumania merosot tajam
pascha krisis ekonomi dari 1 juta eksemplar menjadi 40 ribu eksemplar. Hal ini
dipengaruhi langsung oleh perkembangan teknologi digital, khususnya
perkembangan internet. Pada tahun 2011, jumlah pengguna internet lebih kurang
2,2 Miliar orang, atau sama dengan 1/3 jumlah penduduk dunia. Indonesia
tercatat sebagai negara pengguna internet terbesar ke-8 dunia, lebih kurang
22,1 %, dari jumlah penduduk. Kalau kita cermati pengguna internet di Indonesia
sebagian besar berada di perkotaan, namun saat ini masyarakat dipedesaan sudah
banyak yang menggunakan internet. Warung internet menjamur sampai ke seluruh
pelosok tanah air. Perkembangan teknologi komunikasi seperti smartphone
mempengaruhi cara orang berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Informasi
dengan cepat dan mudah diakses masyarakat. Teori Rogers, mengelompokan
masyarakat sebagai pengguna awal 13,5%, mayoritas awal 34 %,, mayoritas akhir
34 % dan laggard 16 %. Kita berada pada kelompok mayoritas akhir ( late
majority ). Masyarakat kita lebih hati – hati mengenai sebuah inovasi baru.
Mereka menunggu sehingga kebanyakan orang telah mengadopsi sebelum mereka
mengambil keputusan. Kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi
inovasi. Kita pengguna internet terbesar ke 8 di dunia, dihadapkan dengan
jumlah penduduk 1/5 penduduk Indonesia sudah menggunakan Internet. Kita
terlambat mengadopsi teknologi digital jika dibandingkan dengan negara-negara
didunia, yang sudah mengadosi terlebih dahulu.
Salah satu contoh perkembangan
teknologi pada media cetak saat ini adalah E-Magazine dan juga E-Newspaper.
E-Magazine adalah majalah elektronik pada awalnya merupakan majalah yang
didistribusikan melalui online. Selanjutnya berkembang dengan versi
masing-masing, memiliki karakteristik dan konten tersendiri. Perkembangan
majalah elektronik mengikuti perkembangan teknologi media elektronik seperti
komputer, smartphone yang memiliki spesifik tersendiri. Majalah elekronik harus
mengikuti perkembangannya agar dapat merebut konsumen disegala lini. Majalah
elektronik memiliki dua tampilan yaitu edisi replika dan edisi online. Edisi
replika, mempublikasi utuh majalah seperti versi cetak, ditampilkan dalam
format PDF. Sedangkan edisi online ditampilkan dengan pengkategorian dengan
harapan pembaca dapat memilih informasi sesuai yang diperlukan.
Sedangkan E-Newspaper adalah koran
berbentuk digital dapat dibaca melalui media elektronik, seperti komputer dan
smartphone. Kita kenal juga dengan nama media online. Koran digital lahir
sebagai wujud dari perkembangan teknologi. Perkembangan internet mempengaruhi
media cetak termasuk koran. Internet mulai dikenal masyarakat dunia pada tahun
1982. Koran nasional pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi digital
adalah koran “Kontan” pada tahun 2008.Teks halaman. Disusul Harian Kompas,
Koran Tempo, Republika, Media Indonesia, The Jakarta Post, dan Jawa Pos.
Tiada pilihan lain, Industri media
cetak yang konsumennya bergeser ke media baca digital harus mengambil langkah –
langkah strategis untuk merebut pangsa pasar yang mulai berkurang. Dari hasil
survey di Amerika dan Eropa media cetak analog, konsumennya mulai berkurang
bahkan ada yang tutup. Di Rumania oplah Harian Nasional merosot dari 1 Juta
eksemplar menjadi 40 Ribu eksemplar. Menurut survey Nielsen Media Research
selama 5 tahun, oplah koran di Indonesia turun dari awal tahun 2005 mencapai
28% menjadi 18% pada tahun 2009. Untuk menjaga stabilitas dan eksistensinya,
harian kompas sebagai media konvensional tersohor melakukan ekspansi ke media
digital dengan meluncurkan kompas.com, mobile SCOOP tersedia di platform
Android dan iOS, Kompas Editor’s Choice untuk pembaca yang menggunakan iPad dan
Blackberry PlayBook untuk pengguna Blackberry. Selain itu kompas mengeluarkan
koran elektronik ‘KOMPAS Reader 1.0. Kompas sebagai koran terbesar oplahnya,
sekitar 500 ribu eksemplar per hari dan menjadi koran ternama nomor 103 dunia.
Antisipasi yang dilakukan manajemen kompas dapat mempertahankan konsumen koran
analog atau koran cetak dengan memelihara hubungan dengan konsumennya di media
digital kompas. Mereka tetap membaca kompas di media digital dan tentunya juga
membeli koran. Pangsa pasar dapat dijaga agar tidak lupa dengan koran kompas.
Media cetak konvensional memiliki
konsumen tersendiri dikalangan generasi tua dan media cetak digital memiliki
segmen pada generasi muda dan kaum intelektual yang akrab dengan teknologi
digital. Industri media cetak harus pandai – pandai menentukan strategi dan
menyiapkan SDM yang profesional dalam mengelola media. Selain itu, beradaptasi
setiap saat terhadap perkembangan teknologi yang berkembang dengan cepat.
BAB 4
KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan infromasi yang penulis
kumpulkan dan diolah dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan beberapa poin
yang sesuai dengan topik yang dibahas. Diantaranya :
1. Media masa memiliki sejarah panjang di
Indonesia, dari awal diperkenalkannya media masa oleh belanda melalui VOC,
penyiaran radio perdana pada zaman jepang, sampai jadinya media masa sebagai
hal yang tabu di masa orde baru.
2. Sampai saat ini media masa
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu media masa tradisional seperti koran
dan media masa modern seperti detik.com contohnya
3. Media masa memiliki beberapa fungsi yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi penggunanya.
4. Tentunya media masa juga memiliki sisi
positif dan negatif, contoh paling dekat yang bisa kita gunakan untuk sisi
positifnya adalah pemberitaan secara terbuka, dan untuk yang negatifnya media
masa bisa digunakan untuk pencitraan yang sedang marak akhir-akhir ini.
5.
Dengan perkembangan teknologi
seperti sekarang, media masa juga tentu terkena dampaknya dan harus
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada, sehingga saat ini kita
dapat menjumpai banyak metode-metode media masa yang baru, seperti halnya berita
dari twitter, kompasiana yang merupakan opini dan tulisan masyarakat, dan lain
sebagainya.
6. Media cetak juga terkena imbas dari
perkembangan era digital ini, sehingga saat ini banyak kita temui e-book,
e-magazine, e-journal dan lain sebagainya yang dapat diakses dengan mudah dari
mana saja, tentunya hal ini juga mentungkan perusahaan tersebut, dengan
digitalisasi media cetak, mereka dapat menekan pengeluaran produksi
(percetakan) dan juga dapat menjual produknya seluas mungkin dengan
mengandalkan internet.
4.2 Saran
Ada pun saran yang penulis ingin
tuangkan kedalam penulisan ini bertujuan agar media di era digitalisasi ini
menjadi semakin lebih baik dan bermanfaat untuk kedepannya nanti, berikut
sarannya :
1. Menyaring setiap berita yang masuk, media
harus bisa mempertimbangkan mana berita yang layak diberitakan dan berita yang
perlu dilakukan revisi terlebih dahulu, karena berita dengan sumber yang tidak
pasti dapat menuai perbedaan pendapat yang membuat ricuh, terlebih disaat era
digitalisasi seperti ini sangat banyak berita yang masuk.
2. Netral, media masa memiliki derajat dank
ode etik yang tinggi. Karena setiap jurnalis/wartawan harus memastikan
beritanya layak diterima masyarakat da nisi pembirataannya harus lah netral,
biarlah masyarakat yang menilai.
3. Media masa harus membuat inovasi di era
digital ini agar berita dapat diakses hinggamasyarakat pelosok, karena berita
merupakan hal seluruh masyarakat unutk mengetahuinya. Daftar
Pustaka
•
Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
•
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta: 1998.
•
Effendy, Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung: 2005.
•
Drs. Akmal Hawi. Kapita Selekta Pendidikan Islam. IAIN Raden Fatah
Press.
•
Drs. Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. 1996 PT Raja Grafindo
Persada: jakarta.
•
Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam. Jakarta:
Logos, 1999.
•
Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1995.
•
Sophiaan, Ainur Rofiq. Tantangan Media Informasi Islam, Antara
Profesionalisme dan Dominasi Zionis. Surabaya: Risalah Gusti, 1993.
•
Hussain, Mohd. Yusof, et.al. Dua Puluh Lima Soal Jawab Mengenai
Komunikasi Islam. Jabatan Komunikasi Pembangunan, Pusat Pengembangan dan
Pendidikan Lanjutan, University Pertanian Malaysia, 1990.
•
ALHASSANAIN.COM
•
Situs : www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar